Lirik dalam lagu Suci Dalam Debu merupakan kata kata Saleem Iklim yang paling membekas di hati pecinta musik. Jangan salah, lagu populer dari grup asal Malaysia ini juga sangat populer di Indonesia dan juga berbagai negara di Asia. Tidak mengherankan, nama Saleem pun ikut meroket. Ia dikenal sebagai penyanyi handal, dengan sederet lagu romantis yang ia nyanyikan.
Dari semua lagu yang menjadi andalan grup musik Iklim, Suci Dalam Debu adalah lagu yang paling populer di awal 90an. Lagu ini memiliki lirik yang sangat romantis, namun menggambarkan kesedihan yang dibawakan dengan sepenuh hati oleh sang penyanyi, yaitu almarhum Saleem. Apa kata-kata bijak singkat Saleem Iklim yang paling diingat oleh pecinta lagu Suci Dalam Debu?
“Cinta bukan hanya di mata, cinta hadir di dalam jiwa. Biarlah salah di mata mereka, biar perbezaan terlihat antara kita”
Kata-kata tersebut menggambarkan bagaimana dua insan yang memiliki perbedaan hendak menyatukannya ke dalam sebuah hubungan yang dilandaskan pada cinta sejati. Lirik ini sangat mengena di hati pendengarnya, karena memang kisah cinta antara sepasang kekasih yang biasanya memiliki latar belakang yang berbeda sangat sering terjadi.
Lirik dari Suci Dalam Debu yang juga sangat mewakili perasaan insan yang sedang kasmaran di tahun 90 an adalah
“Bukan khayalan yang aku berikan, Tapi keyakinan yang nyata, Kerana cinta lautan berapi, Pasti akan ku renang jua.”
Memang, kata-kata tersebut terkesan ‘gombal’ namun tetap masih terdengar romantis karena Saleem membawakannya dengan penuh penghayatan. Dan, lirik serupa juga sangat populer digunakan di lagu-lagu tahun 80 hingga 90an.
Seiring dengan berjalannya waktu, grup Iklim menurun popularitasnya karena reputasi buruk Saleem. Meski telah mengeluarkan Saleem dari grup, Iklim juga tidak dapat mencapai popularitas sebagus semula. Saleem pun turut bangkit dari keterpurukan dengan menghadirkan lagu ‘Juwita’, yang menggambarkan bagaimana ia berterima kasih kepada istri cantik pendamping hidupnya yang setia mendampingi selama ia terpuruk.
“Akulah sebenarnya yang hanyut dan terlupa, Di dalam mengejar impian kukorbankan bahgia, Biarpun terluka hidup penuh gelora, ketabahanmu meredakan badai”.