Nike Ardilla adalah salah seorang penyanyi legendaris Indonesia yang dikenang sepanjang masa. Meskipun sudah puluhan tahun meninggal, lagu-lagu karyanya masih kerap kali diputar untuk mewakili rasa rindu akan sosok penyanyi cantik ini. Tidak ada yang menduga bahwa kisah hidup Nike Ardilla akan berakhir tragis. Mulai dari ia lahir sampai kecelakaan yang merenggut nyawanya, inilah biografi dari Nike Ardilla.
Penyanyi asal Bandung ini lahir dengan nama Raden Rara Nike Ratnadilla Kusnadi pada tanggal 27 Desember 1975. Bakat menyanyi yang ia miliki memang sudah terlihat sejak kecil. Bahkan di usianya yang masih 5 tahun, Nike sudah tampil bernyanyi di acara keluarga. Tidak hanya menyanyi, ketertarikan Nike juga jatuh pada tarian daerah.
Di usianya yang masih anak-anak, sejumlah penghargaan berhasil diraihnya. Beberapa diantaranya adalah meraih Juara Harapan I dalam acara Lagu Pilihanku TVRI dan menjadi juara dalam Festival Pop Singer HAPMI Kodya Bandung. Dari berbagai kompetisi dan festival menyanyi yang diikutinya Nike kemudian bertemu dengan seorang produser musik bernama Deddy Dores, dimana itu menjadi awal dari karir suksesnya.
Awal karir Nike dimulai pada tahun 1987. Kala itu, ia merilis album kompilasi pertamanya yaitu Bandung Rock Power. Suksesnya album pertama Nike pada saat itu membuat namanya semakin terkenal di Tanah Air. Kemudian di tahun selanjutnya, Nike merilis album keduanya, Bintang Kehidupan yang tidak kalah sukses dari album pertamanya. Bahkan, album tersebut terjual sampai 2 juta kopi.
Kisah hidup Nike Ardilla sampai pada puncak kesuksesannya ketika ia mendapat julukan Ratu Rock Indonesia. Memang, kebanyakan lagu Nike Ardilla bergenre musik slow rock.
Sayangnya, popularitas dan kesuksesan yang diraih oleh penyanyi muda tersebut tidak bertahan lama. Pada bulan Maret tahun 1995, di saat usianya menginjak 19 tahun, terjadi kecelakaan mobil yang merenggut nyawanya.
Berdasarkan keterangan dari keluarga korban, beberapa saat sebelum kejadian Nike Ardilla sempat kembali ke rumahnya pada pukul 10 malam, 18 Maret 1995. Akan tetapi ia kemudian keluar lagi bersama salah satu kawannya menuju diskotik Pollo Bandung, sekitar jam 12 malam hingga jam 4 pagi. Setelah dari diskotik, Nike tidak langsung pulang, melainkan makan di sebuah rumah makan.
Kecelakaan terjadi setelah Nike kembali dari rumah makan tersebut, tepatnya di jalan Raden Eddy Martadinata, Bandung, setelah mobil yang dikendarainya menghantam beton.
Kepergiannya yang sangat mendadak sangat mengejutkan masyarakat. Bahkan kematiannya disebut-sebut mewakili kesedihan abadi.
Walaupun kisah hidup Nike Ardilla bisa dibilang sangat singkat, sampai saat ini ia masih mempunyai tempat yang berprospek abadi di hati masyarakat terutama para penggemarnya.