Kisah hidup Curt Cobain layak untuk diulas. Pasalnya vokalis dan musisi terkemuka ini hidupnya selalu dibumbui dengan kontroversi. Bahkan Curt Cobain pernah meramal kematiannya sendiri.
Nah, di bawah ini akan diulas kisah kehidupan seorang Curt Cobain. Yuk simak dan jadikan pembelajaran agar tidak mengikuti jejaknya yang negatif. Dengan begitu, kamu bisa mendapatkan banyak pelajaran untuk tidak bertindak sembrono.
Curt Cobain dan Narkoba
Curt Cobain pernah terjerat narkotika dan obat-obatan terlarang. Menurut kabar yang beredar, ketergantungan ini terjadi ketika dia masih kecil. Yang mana ia mengalami penyakit hiperaktif yang membuatnya mengkonsumsi Ritalin selama tiga bulan.
Disinyalir obat inilah yang membuatnya ketagihan narkoba. Dari sini sudah terlihat jelas bagaimana bahayanya narkoba sehingga kamu jangan sampai menggunakannya. Karena jika sekali terpapar pasti kamu akan menyesal sepanjang hayat.
Curt Cobain dan Kejiwaan
Bisa dibilang Curt Cobain memiliki kejiwaan yang labil. Bahkan ia pernah meramalkan kematiannya sendiri tetapi dengan cara yang sangat tragis. Menurutnya ia bakal mati bunuh diri setelah menjadi artis.
Ironinya, apa yang disampaikan kepada teman sekolahnya tersebut benar-benar dilakukannya. Curt Cobain akhirnya bunuh diri ketika usianya masih 27 tahun. Sebuah kisah yang tidak wajib ditiru dari seorang anak manusia yang jauh dari agama.
Curt Cobain dan Musik
Curt Cobain adalah vokalis dari band yang cukup terkenal Nirvana. Ini salah satu grup musik yang berhasil merilis lagu legenda berjudul Love Buzz di tahun 1985. Sudah banyak gelar yang diraihnya bahkan kini ia disebut pemusik legendaris.
Karena popularitasnya ini banyak sutradara yang mengangkat kisah hidup Curt Cobain menjadi sebuah film. Salah satunya yang berjudul The Last Day yang digarap oleh Gus Vant Sant.
Itulah kisah hidup Curt Cobain yang penuh tragedi dan depresi. Semoga kamu bisa menjadikan pembelajaran supaya tetap berpegang teguh pada agama di segala kondisi, sekalipun kehidupan yang dijalani penuh dengan tantangan tetap miliki motivasi kerja yang benar.