Bagi umat Islam mungkin sudah tidak asing lagi dengan sosok Ali bin Abi Thalib. Beliau adalah salah satu sahabat Nabi Muhammad ﷺ yang pada akhirnya juga menjadi menantu. Ali bin Abi Thalib merupakan seorang khalifah pertama yang berasal dari kalangan Bani Hasyim. Di balik nama besarnya tersebut ternyata terdapat kisah hidup Ali bin Abi Thalib yang sangat pantas untuk diteladani bagi kaum muslimin.
Kisah Hidup Ali Bin Abi Thalib Sang Pintu Ilmu
Ali bin Abi Thalib semasa kecilnya dilahirkan di dalam Ka’bah dan memiliki nama kecil yaitu Haidarah. Abu Thalib yang merupakan ayah dari Ali memang dikenal memiliki banyak anak sehingga untuk membantu meringankan beban Abu Thalib maka Nabi Muhammad ﷺ memutuskan untuk merawat Ali.
Kemudian Ali tinggal di rumah Nabi Muhammad ﷺ hingga akhirnya Ali memperoleh pengajaran secara langsung dari beliau. Saat Rasulullah ﷺ menerima wahyu pertama, Ali mulai menginjak usia sepuluh tahun.
Sejak kecil Ali bin Abi Thalib memang sudah menunjukkan pemikiran yang brilian dan kritis. Selain itu, Ali juga merupakan sosok yang rendah hati, sederhana, tenang dan cerdas. Semua sifat-sifat Ali tersebut bersumber dari Al-Quran serta wawasan yang luas. Hingga akhirnya mengantarkan beliau menempati posisi yang istimewa diantara sahabat Rasulullah ﷺ. Dan ini juga salah satu sebab mengapa Beliau ﷺ menyebutnya sebagai “pintu ilmu”.
Bahkan kedekatan Ali dengan keluarga Nabi Muhammad ﷺ juga semakin erat ketika Ali menikahi putri bungsu Rasulullah ﷺ yang bernama Fathimah. Dari segi sifat-sifat teladannya, kisah hidup Ali bin Abi Thalib juga dapat terlihat dari sisi agama. Dimana Ali merupakan seorang ahli agama sekaligus ahli sastra yang sudah sangat terkenal di masanya.
Suatu ketika, Utsman bin Affan membuat kursi kekhalifahan menjadi kosong selama beberapa hari. Banyak orang dari kalangan sahabat Rasulullah SAW maupun para pemberontak yang mendesak agar Ali menggantikan posisi Utsman. Hingga akhirnya Ali terpaksa menerima jabatan menjadi khalifah keempat.
Ternyata suasana peralihan kekhalifahan tersebut penuh dengan kekacauan yang dilakukan oleh para pemberontak. Situasi tersebut membuat Ali harus menata kembali pemerintahan baru untuk masa depan yang cerah dengan memberhentikan semua gubernur yang diangkat Utsman.
Hal ini justru memicu terjadinya konflik dengan Muawiyah, sedangkan di sisi lain konflik juga muncul kalangan sahabat yang dipimpin oleh Aisyah. Puncak dari konflik tersebut menimbulkan Perang Jamal dan Perang Shiffin.
Hingga suatu ketika Abdurrahman bin Muljam yang berasal dari kalangan pemberontak berhasil membunuh Ali bin Abi Thalib ketika beliau hendak menuju masjid. Kisah Hidup Ali Bin Abi Thalib berakhir di usia 63 tahun tepatnya pada tanggal 19 Ramadhan. Dengan wafatnya Ali bin Abi Thalib maka era Khulafaur Rasyidin juga berakhir.